Dr. Sobri menjadi Pembicara Tunggal Seminar Pendidikan Eco Teologi Lintas Agama dan Kepercayaan Kabupaten Magelang

Pemerintah Kabupaten Magelang melalui Dinas Pariwisata, Pendidikan, dan Olah Raga (Dispapora) menyelenggarakan Seminar Pendidikan. Tema seminar adalah Lanskap Eco Teologi sebagai Alternatif Solusi Antroposentrisme Masyarakat Terhadap Lingkungan Hidup. Seminar digelar Selasa, 21 November 2023 jam 09.00 hingga 12.00 WIB bertempat di ruang rapat GOR Gemilang Magelang.

Acara diikuti 17 organisasi pegiat lingkungan lintas agama dan kepercayaan. Tampak hadir perwakilan dari Komunitas Eco Enzym, Komunitas Kali Sileng, Pemuda Katholik, Wanita Katolik Republik Indonesia Kab. Magelang, Pemuda Budha, Pemuda Konghuchu, Pemuda Kristen, Penganut Kepercayaan (Kejawen), Majelis Lingkungan Hidup PD Muhammadiyah Kab. Magelang, Ikatan Pelajar NU, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Himpunan Mahasiswa Islam, LPBI NU Kab. Magelang (penanggulangan bencana dan iklim), Konsultan Milenial Bupati Magelang, Kampung Pancasila Pring Ombo Tempuran, dan Jaringan Penjaga Mata Air Kab. Magelang.

Seminar dipandu oleh mas Adin dari konsultan milenial dan dibuka oleh bapak Nurul Lazim mewakili Kadispepora Kabupaten Magelang. Hadir sebagai pembicara tunggal Dr. Muchammad Sobri, S.Pt. M.P., Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah. Dr. Sobri dihadirkan sebagai pakar dan penemu teknologi lingkungan Bioreaktor Kapal Selam (BKS).

Dr. Sobri membuka pembicaraan dengan menghadirkan konsep teologi lingkungan dari tiap agama dan kepercayaan yang berbeda. Menurut beliau, titik temu dalam eco teologi berada pada cara pandang tiap pengikut agama dan kepercayaan pada alam dan lingkungan yang merupakan amanah Tuhan yang harus dijaga. Jika ingin kehidupan manusia tetap damai dan tanpa bencana, maka manusia harus berkontribusi pada pencegahan kerusakan alam.

Semestinya, jika tiap pengikut Agama dan kepercayaan benar-benar menjalankan amanat menjaga lingkungan, tentu Indonesia tidak akan kalah dari sisi produksi pertanian dengan negara-negara tanpa Tuhan seperti Vietnam dan China. Ditambahkan beliau, Kabupaten Magelang dengan potensi alam, pertanian, dan wisata Borobudur bisa menjadi lanskap eco teologi untuk solusi persoalan lingkungan dan masyarakat. Banyaknya wisatawan Borobudur adalah sumber limbah manusia. Jika bisa dikelola dengan baik, dapat menghasilkan pupuk, biogas, dan listrik. Solusinya salah satunya dengan teknologi Bioreaktor Kapal Selam.


Peserta seminar sangat antusias, Mbah Roso, dari penganut kepercayaan mengatakan bahwa nenek moyangnya mengajarkan pentingnya menjaga pohon-pohon besar semata untuk menjamin stabilitas mata air, kualitas tanah, dan oksigen yang dibutuhkan manusia. Pesannya, selayaknya jika membangun gedung, tetap memperhitungkan ecologi dengan memberi ruang untuk pepohonan. Kang Luqman dari masyarakat sekitar Candi Borobudur mengusulkan agar teknologi BKS bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah sebagai solusi lingkungan pengelolaan limbah wisatawan.

Turut hadir perwakilan dari Muhammadiyah adalah Muhammad Imron Rosyidi, S.T., M.Si., wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang sekaligus anggota MLH PWM Jawa Tengah, Irwan Setiabudi, M.M.R., anggota MLH PWM Jawa Tengah, Luthfi dari MLH PDM Kabupaten Magelang, Rizal dari PD IPM, dan Putri Puspita Sari dari PC IMM. Pasca acara, tampak keakraban dan wajah sumringah delegasi Muhammadiyah. Menurut Rizal dan Putri, ini pengalaman menarik bagi mereka berdua bisa terlibat dalam diskusi Eco Teologi  dengan pegiat lingkungan lintas agama dan kepercayaan.

*(mlhjateng/alif.s)

Posting Komentar untuk "Dr. Sobri menjadi Pembicara Tunggal Seminar Pendidikan Eco Teologi Lintas Agama dan Kepercayaan Kabupaten Magelang"