Awal bulan Juni 2024 menjadi hari-hari sibuk MLH Muhammadiyah
Jawa Tengah, sebab terdapat dua agenda, yakni kunjungan dari LAZIZMU Pusat dan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ke MLH Jateng untuk berkolaborasi dalam
program lingkungan. Tempatnya di laboratorium Bioreaktor Kapal Selam (BKS),
Desa Tlogowungu, Langse, Pati, Jawa Tengah.
Pada Selasa 4 Juni 2024, MLH Muhammadiyah Jawa Tengah
menerima kunjungan dari LAZIZMU Pusat. Kunjungan ini adalah bentuk realisasi
program dakwah LAZIMU PP Muhammadiyah melalui Intermediary Inovasi dan
Kolaborasi antar Bidang dan Majelis.
Perwakilan dari LAZIZMU Pusat dihadiri oleh ketua, yakni
Ahmad Imam Mujadid Rais, M.IR., kemudian didampingi oleh LAZIZMU Jawa Tengah dan
Ketua Program LAZIZMU Pusat, dan diterima langsung oleh tuan rumah sekaligus
ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr. M. Sobri, S.Pt., M.P.
Selang empat hari berikutnya, yakni pada Sabtu 8 Juni 2024, MLH Muhammadiyah Jawa Tengah menerima kunjungan dari Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kunjungan LPM UMY dalam rangka untuk penandatanganan kerjasama MoU antara MLH Jawa Tengah dan LPM UMY untuk pengembangan prototype AUM Pengolah Sampah di Laboratorium Bioreaktor Kapal Selam (BKS), Langse, Pati, sekaligus mengisi Kajian Eco Teologi.
LPM UMY diwakili oleh Dr. Ir. Gatot Supangkat, M.P., IPM.
yang sekaligus menjadi narasumber Kajian Eco Teologi. Lalu Majelis Lingkungan
Hidup (MLH) PWM Jawa Tengah diwakili oleh Dr. Muhammad Sobri, Spt., M.P.,
selaku ketua MLH Jawa Tengah dan Dr. Muhammad Imron Rosyidi, S.T., M.Si. Wakil
Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMA) sekaligus anggota MLH Jawa
Tengah turut menjadi narasumber Kajian Eco Teologi. Lalu, ada Irwan Setiabudi,
M.M.R., sebagai koordinator program pengelolaan sampah MLH Jawa Tengah.
Kajian Eco Teologi ini diselenggarakan secara hybrid, offline
dan online melalui Zoom Meeting MLH Jawa Tengah. Adapun yang hadir langsung di
lokasi yakni, Rohmat Budi Sanjoyo, pakar pengelola sampah perwakilan MLH PDM
Kota Tegal sekaligus Ketua Perbanusa jawa Tengah. Hadir pula perwakilan dari RS
Aisyiyah Kudus, Tim LPM UMY, RSU Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah, Ketua Lembaga
Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PDA Jepara, ibu Kusnitah
beserta 7 anggotanya.
Dalam sambutannya, Dr. Sobri menyampaikan pentingnya
kolaborasi antara Eco Teologi dan IPTEK dalam Gerakan lingkungan. Sedikit
berbeda, Dr. Imron yang hadir via daring berpendapat bahwa Eco-Teologi
sebetulnya lebih utama daripada IPTEK. Mengapa? Sebab kesadaran Teologis,
semangat penggerak yang mendorong masyarakat untuk peduli lingkungan.
Eco-Teologi adalah kesadaran teologis kita sebagai kholifah
di bumi. Etika Lingkungan (Eling) mampu memperbaiki dan mendukung lingkungan
sehingga lingkungan yang sehat akhirnya dapat berkontribusi pada masyarakat,
rakyat miskin dalam memenuhi kebutuhan yang tak bisa dibeli. “Eling” menjadi
titik ukur komitmen masyarakat untuk merawat dan menjaga alam, karena interaksi
manusia dengan alam dipandang spiritual.
Harmonisasi hubungan Allah SWT, Alam, dan Lingkungan sudah disebut
dalam Alqur’an Surat Al Baqarah ayat 29.
Cara pandang manusia akan memengaruhi emosi pribadi dan
lingkungan saat berinteraksi langsung dengan alam. Nilai teologi harus terlihat
di bagian kehidupan sehingga muncul pengaruh etika teologi.
Meski demikian, gerakan lingkungan tak luput dari tantangan,
meliputi politik yang membatasi kebebasan pribadi, hingga penyangkalan literasi
hijau. Untuk mengatasi problem tersebut, maka diperlukan: 1. Pendidikan
(kesadaran public), 2. Regulasi dan kebijakan pemerintah yang mendukung nilai
agama, 3. Adanya kemitraan pemerintah masyarakat sipil dan agama terkait etika
serta peningkatan kapasitas lokal dan lingkungan, 4. Pengembangan riset
hubungan nilai agama dan praktek lingkungan untuk memperkuat etika dalam
bermasyarakat.
Kesadaran teologis dalam etika lingkungan berperan penting
sebagai landasan motifasi penyebaran dan pembentukan advokasi yang
berkelanjutan. Tugas MLH adalah mengawal dan mendampingi. Sedangkan LPM UMY
lebih kepada diskusi MLH tingkat wilayah, profesi Insyiyur dari Pertanian Dr.
Sobri di Pertenakan, serta mengatisipasi perubahan iklim dan kerusakan
lingkungan dengan kesadaran teologis.
Di akhir seminar, Dr Gatot menyampaikan:
“Marilah berperilaku dengan benar dan bijak mengingat yang
lain karena kita hidup bersama dalam mencapai keharmonisan sesama manusia dan
makhluk kita upayakan bersama. Memahami satu dan yang lain denga naman, damai
secara berkelanjutan”.
Kajian Eco-Teologi itu kemudian dilanjut dengan penandatanganan MoU MLH dengan LPM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sekaligus menutup rangkaian agenda siang itu.
Posting Komentar untuk "Dalam Satu Minggu MLH Jateng Dikunjungi UMY dan LAZIZMU Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk Berkolaborasi Inovasi Kegiatan"